Pneumonia mikoplasma, juga disebut pneumonia berjalan, adalah infeksi pernapasan yang mudah ditularkan oleh percikan cairan dari saluran udara. Pneumonia atipikal jenis ini sangat mudah menyebar di daerah ramai seperti sekolah, kampus, atau rumah sakit. Ketika seseorang yang terinfeksi Mycoplasma pneumoniae batuk atau bersin, bakteri Mycoplasma pneumoniae menyebar ke udara. Orang yang tidak terinfeksi dapat dengan mudah tertular jika mereka secara tidak sengaja menghirupnya.
Gejala Pneumonia Mikoplasma
Bakteri Mycoplasma pneumoniae adalah penyebab 1 dari 5 infeksi paru-paru. Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan, mulas, infeksi telinga, dan pneumonia.
Gejala yang paling umum dari infeksi mycoplasma pneumoniae adalah batuk kering. Jika cukup parah dan tidak ditangani dengan baik, dampaknya dapat meluas ke otak, jantung, sistem saraf tepi, kulit, ginjal dan juga menyebabkan anemia hemolitik.
Selain itu, gejala penyakit ini jarang terlihat tidak biasa. Sekilas, gejalanya menyerupai batuk biasa. Pneumonia mikoplasma lebih sering ditandai dengan demam ringan, batuk kering, lesu, dan sesak napas hanya selama aktivitas berat.
Diagnosis pneumonia mikoplasma
Secara umum, pneumonia mikoplasma terjadi tanpa gejala yang jelas dalam 1-3 minggu setelah terpapar. Diagnosis pada tahap awal bisa cukup sulit karena tubuh tidak segera menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Terkadang infeksi terjadi di luar paru-paru. Ketika ini terjadi, kondisi seperti pecahnya sel darah merah, ruam kulit, dan masalah persendian terjadi. Saat gejala pertama muncul, tes medis akan menunjukkan terjadinya pneumonia mikoplasma 3-7 hari kemudian.
Secara umum, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara pernapasan yang tidak normal. Selain itu, rontgen dada dan CT scan juga dapat membantu dokter membuat diagnosis. Tes darah juga dapat menunjukkan apakah infeksi telah terjadi.
Bagaimana penanganannya?
Beberapa pilihan pengobatan untuk kondisi ini meliputi:
Antibiotik
Pengobatan paling awal untuk infeksi saluran pernapasan ini adalah dengan minum antibiotik. Jenis antibiotik untuk anak dan dewasa tentu berbeda karena harus disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.
Kortikosteroid
Jika antibiotik saja tidak cukup untuk mengobati infeksi, dokter Anda mungkin merekomendasikan kortikosteroid untuk mengobati peradangan. Contohnya adalah prednisolon dan metilprednisolon.
Terapi Imunomodulator
Untuk pasien dengan pneumonia mikoplasma berat, terapi imunomodulator dapat digunakan. Bentuknya bisa berupa terapi imunoglobulin intravena (IVIG) untuk mengobati gangguan defisiensi antibodi dalam tubuh pasien. Perlu diingat bahwa anak-anak lebih rentan terhadap infeksi daripada orang dewasa. Selain itu, kecenderungan anak untuk berada di keramaian di sekolah atau bermain di keramaian juga cukup tinggi.
Oleh karena itu, jangan remehkan ketika anak Anda menunjukkan gejala seperti demam, batuk kering, nyeri dada, sakit perut, muntah, dan gejala mirip flu yang tidak hilang setelah 5 hari.
Kabar baiknya adalah kebanyakan orang dengan penyakit ini akan membentuk antibodi setelah infeksi akut. Kehadiran antibodi ini melindungi mereka dari infeksi ulang.