Proyeksi Psikologis Tidak Baik Bagi Kehidupan Sosial


Tidak hanya perasaan emosi, orang yang melakukan ini juga bisa menyalahkan orang lain. Tidak hanya itu, bentuk seni bela diri ini juga mengasumsikan bahwa orang lain memiliki perasaan yang sama dengan mereka. Artinya, emosi yang dialami juga serupa.

Asal Usul Proyeksi Psikologis

Memproyeksikan perasaan kepada orang lain adalah sesuatu yang bisa terjadi secara alami sebagai bentuk pembelaan diri. Alih-alih mengakui bahwa mereka bertindak tidak adil, prediksi dibuat dengan menuduh orang lain melakukan hal yang sama.

Contoh lain adalah ketika Anda tidak menyukai seseorang, yang terjadi adalah Anda percaya bahwa orang tersebut merasakan hal yang sama. Ini adalah cara seseorang menghadapi emosi yang sulit diterima atau diungkapkan. Keengganan timbal balik paling logis dilihat sebagai pembenaran, bagian dari pembelaan diri.

Kebiasaan memproyeksikan perasaan kepada orang lain juga sering dilakukan oleh orang-orang dengan harga diri rendah dan harga diri rendah. Dalam skala yang lebih besar, rasisme dan homofobia juga merupakan bentuk proyeksi.

Di sisi lain, individu yang dapat menerima kegagalan dan kelemahan mereka sendiri cenderung tidak memproyeksikan atau menyalahkan orang lain. Mereka tidak merasa perlu untuk memproyeksikan perasaan, karena mereka toleran untuk mengenali emosi negatif itu sendiri.

Bagaimana cara menghentikannya?

Siapa pun dapat menemukan diri mereka dalam situasi proyeksi, baik oleh diri mereka sendiri atau dengan dituduh oleh orang lain.

Misalnya, jika Anda menjelaskan suatu konsep kepada rekan kerja, rekan kerja tersebut menuduh Anda selalu berusaha mencari cara. Itu, sebenarnya, adalah tanda kejaksaan. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menghentikan atau mencegah proyeksi, antara lain:

  • Kenali diri Anda

Langkah pertama untuk menghindari proyeksi adalah mengenal diri sendiri, terutama kelemahan Anda. Jika perlu, tulis dalam jurnal untuk rinciannya. Dengan melakukan refleksi diri ini, seseorang dapat melihat diri sendiri secara objektif.

  • Tanya orang lain

Jika seseorang yang dekat dengan Anda memahami Anda, tanyakan apakah Anda pernah merasa diproyeksikan. Pilih seseorang yang Anda rasa sangat nyaman dan ajukan pertanyaan ini. Bersikaplah terbuka dan jujur. Kemudian siapkan mental untuk mengetahui jawabannya.

  • Konsultasi

Terkadang berkonsultasi dengan seorang ahli adalah cara terbaik untuk menghentikan kebiasaan memproyeksikan perasaan. Mereka dapat membantu mengidentifikasi mengapa proyeksi terjadi. Jika proyeksi telah merusak hubungan dengan orang lain, terapis juga dapat membantu memulihkan hubungan tersebut.

Adalah normal bagi seseorang untuk ingin melindungi diri dari perasaan dan pengalaman negatif. Tetapi ketika keinginan untuk melindungi diri sendiri berubah menjadi proyeksi, mungkin sudah waktunya untuk menyelidiki apa yang menyebabkan masalah.