Mengenal Ergofobia Atau Sering Disebut Fobia Pekerjaan


Bekerja adalah cara manusiawi untuk bertahan hidup. Dengan bekerja, Anda bisa mendapatkan gaji atau uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli barang-barang yang Anda inginkan. Menariknya, ternyata ada orang yang memiliki fobia terhadap pekerjaan atau tempat kerja. Kondisi ini dikenal sebagai ergofobia. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan keuangan dan stres bagi pasien.

Apa itu ergofobia?

Ergophobia adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang mengalami ketakutan atau ketakutan yang tidak wajar terhadap pekerjaan. Fobia ini dapat muncul sebagai kombinasi dari ketakutan tidak menyelesaikan pekerjaan, berbicara di depan umum, bersosialisasi dengan rekan kerja.

Istilah ergophobia sendiri berasal dari bahasa Yunani, “ergon: dan “phobos”. Ergon berarti “pekerjaan”, sedangkan “phobos” berarti fobia atau ketakutan.

Kesulitan dalam mengendalikannya menyebabkan ergophobia

Seperti halnya fobia pada umumnya, penyebab ergofobia belum diketahui secara pasti. Namun, ada sejumlah faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi ini pada seseorang. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain:

Genetika

Genetika adalah salah satu yang dapat berkontribusi pada pengembangan fobia kerja. Jika orang tua Anda memiliki ergophobia, anak-anak mereka bahkan lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut.

Pengalaman traumatis

Pengalaman traumatis pasien dapat menyebabkan ergofobia. Misalnya, Anda sering diperlakukan buruk dan tidak adil di tempat kerja, baik oleh atasan maupun rekan kerja. Pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut kemudian menimbulkan rasa takut untuk kembali bekerja.

sesuatu untuk dipelajari

Fobia kerja dapat bertindak sebagai sesuatu yang dipelajari. Anda yang sebelumnya berpikir tidak apa-apa untuk bekerja mungkin menderita ergophobia setelah mendengar cerita tentang orang-orang yang diperlakukan tidak adil dan dilecehkan di tempat kerja.

Bagaimana cara mengatasi ergofobia?

Untuk mengatasi fobia kerja, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan. Dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan terapi, memberikan obat-obatan, atau menggabungkan kedua perawatan tersebut. Berikut beberapa cara mengatasi ergofobia:

Terapi Perilaku Kognitif

Dalam terapi perilaku kognitif, seorang profesional kesehatan mental akan membantu mengidentifikasi apa yang menyebabkan kecemasan. Setelah diidentifikasi, Anda akan diajarkan untuk menanggapi ketakutan tersebut dengan cara yang positif.

Terapi Paparan

Terapi paparan memaparkan Anda pada pemicu kecemasan. Misalnya, presentasi ini terjadi secara bertahap, mulai dari menonton video orang di tempat kerja hingga terlibat langsung dalam pekerjaan. Dalam terapi ini, pasien mempelajari teknik relaksasi untuk meredakan gejala fobia.

Konsumsi Obat-Obatan Tertentu

Untuk meringankan gejala penderita ergofobia, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu. Beberapa obat mungkin diresepkan, seperti antidepresan dan obat anti-kecemasan.

Terapkan teknik relaksasi

Menerapkan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi keparahan gejala. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan antara lain pernapasan dalam, meditasi, yoga, dan olahraga.