Bisa Merasakan Euforia Secara Tiba – Tiba ? Simak Ini


Ketika seseorang tiba-tiba merasa euforia tanpa alasan yang jelas, itu disebut keadaan psikologis “mania”. Tidak hanya itu, orang yang mengalami mania juga bisa merasakan perubahan suasana hati, hiperaktif, dan delusi. Secara umum, mania ini adalah gejala umum dari kepribadian ganda. Salah satu ciri utama dari keadaan psikologis mania adalah timbulnya euforia yang tiba-tiba, bahkan tanpa sebab. Ini bisa berbahaya karena seseorang dapat terancam dan membahayakan keselamatan mereka sendiri.

Euforia dan mania

Dalam dunia psikologi, euforia adalah perasaan bahagia atau damai yang lebih dari biasa. Tak jarang, euforia bisa membuat seseorang terkesan lebih sejahtera atau lebih meledak-ledak.

Euforia sebenarnya adalah perasaan yang normal. Misalnya, seseorang mungkin sangat beruntung lulus dengan nilai bagus setelah gulat sungguhan atau ketika tim favoritnya menang.

Tetapi ketika euforia terjadi pada tingkat yang luar biasa (mania), pikiran seseorang seolah terlepas dari kenyataan, mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang berbahaya atau sembrono.

Gejala lain dari mania

Seseorang yang berada dalam kondisi psikologis ini mungkin tidak menyadari bahwa perilakunya tidak biasa. Namun, orang-orang di sekitar Anda akan melihat perubahan yang sangat signifikan.
Namun gejala yang muncul ketika seseorang melewati fase mania, pasti ada yang membimbingnya. Hal ini penting karena mereka sangat mungkin melakukan hal-hal yang berisiko bahkan mengancam keselamatan nyawanya sendiri.

Penyebab Penyakit Mental Mania

Salah satu faktor yang berperan dalam menyebabkan mania adalah faktor keturunan. Seseorang yang memiliki orang tua atau saudara dengan kondisi serupa kemungkinan akan mengalami hal yang sama.

Secara umum, ini melibatkan beberapa jenis gangguan mental, seperti kepribadian ganda. Jika sesuatu memicu, orang tersebut mungkin berada dalam fase manik.

Peristiwa yang menyebabkan stres, seperti kehilangan orang yang dicintai, kesulitan keuangan, hubungan yang buruk dengan pasangan, dikutuk dengan penyakit tertentu, juga dapat berkontribusi pada timbulnya mania.

Bagaimana mendiagnosis mania

Jika dilihat melalui pemindaian aktivitas otak, tampak bahwa pasien dengan mania memiliki aktivitas dan struktur otak yang sedikit berbeda. Untuk mengevaluasi pasien dengan mania, seorang profesional medis akan mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan gejala yang dia alami.

Banyak pasien yang mengalami mania memerlukan rawat inap untuk menetralkan suasana hati dan mencegah menyakiti diri sendiri. Selain itu, mania yang berkepanjangan juga dapat membahayakan produktivitas seseorang, serta hubungannya dengan orang lain.

Jika mania atau euforia yang berlebihan merupakan bagian dari kepribadian ganda atau masalah psikologis lainnya, kemungkinan kekambuhan sangat tinggi. Jika ini terjadi, perawatan jangka panjang diperlukan untuk mencegah apa pun terjadi ketika mania terjadi.